ingatlah hari ini

Untuk anakku

Sore itu perjalanan menuju rumah nenek, hujan mengguyur jalan dan kita bertiga berada di tengah jalan itu, motor matic milik ayah menepi sebentar kemudian mengeluarkan jas hujan untuk melindungi kita dari kebasahan.  Meski hujan turun semakin deras kita tetap menembus kepekatan air yang sekarang mulai membasahi kaki kita, kita sudah kebasahan tetapi tetap ceria walaupun awan semakin kelabu. 

Aku ingin kamu ingat hari ini Nak sebagai penggalan kisah di masa depanmu.

Sore lainnya ketika hujan dan petir bersautan di luar rumah, aku dan ayahmu membawa sebuah kehangatan di dalam kamar tidur kecil kita, bersenda gurau, bernyanyi bersama lalu aku memelukmu ketika petir menyuarakan dirinya sambil bershalawat dan aku mengusap, mengecup lembut pucuk kepalamu.

Aku ingin  kamu ingat hari ini Nak bahwa di satu waktu ada kehangatan ketika kamu  diantara dinginnya dan mencekamnya cuaca diluar sana.

Lalu sebelum sore itu dan sore lainnya, ditengah teriknya matahari yang terasa membakar kulit, aku melapisi tubuhmu dengan dengan jaket sebagai pelindung dan ayah memakaikan pelindung kepala dan kita tetap berkendara motor belasan kilometer menuju kalibata bersama walaupun teriknya menyilaukan mata kita.

Aku ingin kamu juga ingat hari ini Nak sebagai penggalan kisah lama lainnya di masa depanmu nanti.

Dulu, ketika kita berjalan kaki dengan riang, siang maupun hujan, payung selalu melindungi kita dari keduanya.

Aku ingin kelak jika tulisan ini masih ada, kamu bisa membacanya dan mengingatnya kembali, Nak. 


Mama 

Komentar