Langit Yang Kelak Dirindukan


 

Hanya tersisa hitungan hari aku akan meninggalkan Kota dengan cuaca cukup ekstrim ketika panas dan di kala hujan. Juni mengawalinya dengan langit yang indah, padahal ku kira hari-hari sebelum kepergianku akan disambut dengan gerimis atau derasnya hujan. Jejak yang ditinggalkan bermula dari Kota Serang.

Bermukim di salah satu indekos milik seorang teman. Alih-alih healing menanggalkan hiruk-pikuk di Ibukota, aku memilih ke kota ini. Namun, tidak serta merta keseharian di kota ini berjalan mulus. Beradaptasi di sebuah tempat dengan cuaca yang berbeda tentu saja membawa permasalahan sendiri bagiku.

Ternyata jauh dari keluarga itu, berat, Dilan (eh gimana-gimana?!). Si pengidap asma dan asam lambung ini, sibuk berjibaku dengan kesehatan. Kurang tidur dan terlambat makan menjadi penyebabnya. Beruntungnya, teman-teman indekos dan juga si empunya indekos sangat baik (secara pemilik indekos adalah temanku hehehee), di situ aku selalu percaya Pemilik Semesta akan selalu melindungi dimana pun hambanya berada.

Tidak ada yang instan, bahkan mie instan saja harus dimasak lebih dulu sebelum disajikan. Benar, kan? Perlahan, situasi cukup kondusif dalam beberapa bulan. Lantas mulus seperti pantat bayi? Tentu saja tidak. Aku memutuskan pindah ke Kota Cilegon sebab ada hal yang tidak terduga dan tidak bisa dikompromikan lagi.

Rencana yang sudah tersusun, buyar, seperti tumpukan kertas yang sudah tersusun rapi dan hanya dalam satu jentikan jari ketika angin berhembus, berantakan. Nyali yang semula ciut untuk menjejakkan kaki di kota ini lambat laun terkikis oleh himpitan kebutuhan dan jarak dari Kota Serang menuju ke Kota Cilegon yang begitu panjang serta melelahkan membulatkan tekadku, pada akhirnya.

Jujur saja, aku betah berada di sini dan banyak tempat yang belum dikunjungi, tetapi sudah waktunya aku kembali. Mungkin pilihan yang tepat saat ini adalah kembali pada keluarga. Kelak, atas seizin-Nya aku akan kembali ke sini, sekedar berkunjung dan mengingat ulang jejak yang tertinggal di dua kota ini. Bertemu dengan para penghuni indekos mahkota di Cipocok Jaya dan mantan atasan yang super baik hati.

Kelak, aku akan rindu melihat langit biru dari balkon di salah satu pemukiman di kota Cilegon. Mendengar desau angin di kesunyian. Rindu akan tawa dan cerita dini hari pagi oleh penghuni di Kota Serang.

Terima kasih sudah mengajarkan aku cara bertahan hidup dan lebih mendekatkan diri pada Sang Pemilik Semesta. Sampai jumpa di lain kesempatan!


Komentar